Pandemi Covid 19 memang menjadi tatanan dunia ini berubah, hal yang dulu mudah kini terasa lebih sulit. Contohnya dulu waktu saya mau 'ngupil' saya ngupil dulu baru cuci tangan, tapi sekarang harus cuci tangan dulu sebelum ngupil setelah ngupilpun harus cuci tangan lagi, Pokoknya bener bener ribet deh, itu hanya sekedar ngupil saja sudah seribet gitu. Apalagi guru yang harus membuat konsep PJJ (pembelajaran jarak jauh) pasti jauh lebih ribet dari sekedar urusan ngupil.
Kembali lagi kemasalah Covid, akhirnya saya iseng-iseng melakukan Rapid tes dan alhamdulillah hasilnya non reaktif. Mengutip ucapan dr. Tirta bahwa Rapid tes hanyalah screening awal yang mengindikasikan didalam tubuh kita apakah imun kita sedang reaktif melawan suatu penyakit. Rapid test yang banyak beredar saat ini adalah metode untuk mendeteksi antibodi, yaitu IgM dan IgG, yang diproduksi oleh tubuh untuk melawan virus Corona. Antibodi ini akan dibentuk oleh tubuh bila ada paparan virus Corona.
Selain rapid test untuk antibodi, baru-baru ini juga dibuat rapid test untuk mendeteksi antigen atau protein yang membentuk badan virus penyebab COVID-19 atau SARS-CoV-2. Metode rapid test ini memang lebih akurat dari rapid test antibodi. Adalagi test yang paling akurat yakni PCR atau yang lebih dikenal sebagai Swab test dimana spesimen lendir kita diambil 'paksa' dan kemudian dikirim ke Lab, tentu saja akurasinya jauh lebih tinggi daripada Rapid test.
Namun yang paling penting untuk menghadapi pandemi ini adalah menjaga kesehatan tubuh kita agar imunitas kita meningkat. Menggunakan masker dan menjauhi kerumunan serta mencuci tangan secara rutin juga faktor utama untuk mencegah dan jangan lupa untuk selalu berdo'a kepada Tuhan memohon perlindungan. Rapid tes memang tak bisa menjadi jaminan, sama halnya dengan masker tidak bisa juga dijadikan jaminan. Yang bisa dijadikan jaminan adalah BPKB motor /mobil serta sertifikat tanah. Coba dan buktikan sendiri.
Ridwan Nurhadi
Day4AISEIWritingChallenge